ManiakMotor - Bro! Ke Jogja pernah makan soto Kadipiro, nggak? Pasti belum! Penganan satu ini meski tak kalah nikmat, tidak sekondanggudheg. Sama dengan Creampie Racing Team. Bukan tim besar, jarang dengar. Tapi, setelah F1-ZR milik Jerry Hendra alias Rio tembus 7,9 detik di drag bike Gresik lalu, tim dan motor ini jadi pembicaraan. Penggemar kebut lurus penasaran, bukan karena kencangnya, tapi karena makanannya. Cerita makanan atau motor, nih? E, eh, brosist bila tak ketinggalan soal modif seperti ini ya jempol saja fan pagemaniakmotor. Kyai Pradah
RAMUAN NDESO

Karburator Sudco
KEPALA SILINDER
Riset kepala silinder terbilang cukup lama. Padahal mesin 2-tak nggak rumit-rumit amat. “Ternyata dengan perbandingan kompresi sama, tetapi bubutan head beda, hasilnya juga lain,” kata Kosmiyanto sang mekanik.
Alasannya, tidak semua pisau bubut akan mengerjakan dengan sempurna permintaan mekanik. Ya, jangankan pisau bubut, cetakan pabrik saja, punya nilai toleransi kesalahan. Pabrik juga tidak menjamin 100 persen presisi. Apalag pisau bubut yang mereknya macam-macam, juga orang yang pegang alatnya punya kemampuan berbeda?
Menurut C-Plex - panggilannya - kepala silinder F1ZR standar, paling pas dibubut 3,5 mm. Lalu dibikin squis150 selebar 8 mm dengan volume ruang 10,8 cc. “Tapi ingat, meski volume sama 10,8 cc tapi kalau bubutannya beda, hasilnya beda. Itu pintar-pintar mekanik menyesuaikan dengan setingan yang lain,” tutur C-Plex yang mengganjal ulang pantat blok agar piston tidak kejeduk kepala silinder.
SILINDER BLOK

Magnet racing
C-Plex sangat hati-hati mengorek lubang buang. Lebar dibikin 40 mm, sedang jarak terlebar dan tertinggi dibikin 5 mm. Jadi hasilnya mirip celana dalam kalau dilihat dari belakang. Asal bukan yang model bikini. Lubang transfer dan bilas diangkat hingga 39 mm dari jarak awal bibir silinder 42,5 mm.
TAMBAL CRANKCASE DAN KNALPOT SPESIAL

Kenalpot spesial
Selain itu, hitungan knalpot juga sangat presisi. “Diameter pipa saringan knalpotnya dikecilin lagi. Dari awal 22 mm sekarang 20 mm,” ujar Thonto dari Creampie Exhaust yang kebagian riset knalpot tanpa menyebut volume keseluruhan kenalpot.
Creampie dipercaya karena hitungannya matang berdasar buku Two Stroke Engine Tuning bikinan Graham Bell. Selain itu, pengrajin knalpot di Jln. Wonosari itu juga mampu menganalisa mesin dengan kebutuhan knalpotnya. “Mesin kurang bagaimana, knalpotnya bisa disesuaikan. Di 2-tak, kenalpot berperan 30 persen.”
SASIS MUMPUNI
Enggak banyak mekanik drag bike peduli sosal sasis. Padahal dengan power yang cukup besar, jelas peran sasis utama. Salah satu kerugian ketika start adalah motor liar saat terkena power. Waktu tempuh jadi melorot.
Untung ada Bang Goy. Sok depan dan belakang dapat sentuhan dari pemilik bengkel sokbreker SSS itu. Sekarang motor tak liar, justru hanya amblas ketika ban belakang menyalurkan tenaga besar. “Gara-gara sokbreker Bang Goy, waktunya turun drastis!” lanjut Thonto.
TURUN 3 KELAS
Karena mesinnya cuma oversize 100, maka motor ajaib ini sering turun di 3 kelas sekaligus. Kelas 110 cc, 125 cc dan FFA. Sudah hampir pasti, motor yang dijoki Veronica Putra Mbothet itu merajai kelas 110 dan 125. “Kalau enggak banyak motor jagoan yang time-nya 7,5 detik turun, kita turun di FFA,” kata Mbotet.
C-Plex juga enggak pelit ilmu. Kalau ada yang mau bikin dengan kemampuan setara motor ini sediakan saja duit Rp 17 juta. Silahkan miliki satu motor buat 3 arena!

Spesifikasi:
Karburator : Mikuni Sudco 34
Main jet : 280
Pilot jet : 40
Reedvalve : VForce 3
Kampas kopling : Suzuki FR
Pengapian : YZ 125
Rasio : 1 (14/28), 2 (18/26), 3 (20/24), 4 (22/23)
Laher bandul : FAG C4 6205
Tidak ada komentar:
Posting Komentar